(Aku hidup di Indonesia, negara yang katanya bebas berpendapat, dan inilah pendapatku)Kita tahu bahwa salah satu hal yang membuat perbedaan antara hewan dan manusia adalah pikiran. Hewan tidak pernah berpikir layaknya manusia. Hewan tidak pernah memandang ke langit yang jauh. Mereka hanya memikirkan apa yang ada dan tersedia di lapisan tipis angkasa atau yang dekat dengan tanah, mungkin yang pernah belajar IPA atau biologi tepatnya daerah ini biasa disebut biosfer. Hewan hanya membutuhkan makanan saja dan mungkin beberapa kebutuhan lain yang sesuai dengan insting mereka. Di sisi lain manusia yang memiliki pikiran, selain memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memiliki kebutuhan spiritual dan intelektual. Dan dengan berbagai macam kebutuhan ini manusia mulai memikirkan tentang “bagaimana”, “apakah” dan “mengapa”. Mulai dari itu manusia dapat memandang ke langit yang lebih luas untuk bertanya dan mencari jawaban. Mungkin juga dari kata – kata tersebut lahir berbagai macam tentang pandangan orang, perilaku dan sifat - sifat orang.
Langit yang luas dan besar diatas sana, selalu menjadi hal yang menarik dan mistik bagi manusia. Langit juga merupakan sublimasi konseptual untuk segala sesuatu yang berada di luar pemahaman manusia. Langit memang memiliki daya tarik tersendiri, hal – hal yang terdapat diatas sana menimbulkan berbagai macam pertanyaan bagi manusia di zaman dahulu. Dan bahkan lebih dari itu, manusia mencoba mempertanyakan sesuatu yang berada di atas yang melebihi langit sana. Kenapa bisa ada matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Sebenarnya apakah benda – benda tersebut? Dari berbagai macam pertanyaan ini (mungkin) muncul berbagai macam konsep yang menurut mereka ada. Kemudian mereka menemukan dewa, ilah, tuhan, dan sebagainya. Lalu merekapun membayangkan dan bertanya makhluk – makhluk super itu dimana pantasnya berada, berkantor kalau bukan diatas sana? Langit atau surga dibayangkan sebagai tempat perhentian akhir jiwa “untuk orang baik – baik” yang sudah terbebas jasadnya, kecuali ada tempat yang lebih pantas.
Sekarang, setelah kita mengeksplorasi segala sesuatu dari dasar bumi sampai ujung bumi yang paling jauh, bahkan sampai jauh dari pada itu, misteri tentang yang berada diatas sana berkurang. Kita dapat terbang tidak hanya sampai kepuncak langit (tetapi q belum pernah,hehe), namun dapat pula ke planet – planet lain. Selanjutnya kita terus memusatkan perhatian ke dunia lebih jauh yang belum kita ketahui, jauh di angkasa luar, jagat raya yang tak dapat dibayangkan dan akan terus menggelitik kita (mungkin) untuk selamanya.
Semakin jauh kita memikirkan apa yang terdapat diatas sana, muncul berbagai pertanyaan seperti apakah ada kehidupan di planet selain bumi? Hingga terdapat berbagai anggapan dan keberadaan makhluk lain selain manusia semacam alien. Hal tersebut mungkin saja ada karena peluang dari keberadaan makhluk tersebut besar. Terdapat berjuta – juta planet (bahkan lebih), di jagat raya ini. Jika dibayangkan mungkin bumi ini seperti sebutir pasir yang terdapat dipantai yang luas. Untuk perbandingan saja, mungkinkah sebegitu luasnya pantai tidak ada butir pasir yang mirip, atau dengan kaata lain apakah tidak ada planet semacam bumi yang terdapat kehidupan? Kalau benar ada di planet manakah? Planet namex?, planet seiya? Yang jelas kita tidak tahu. Kemudian yang saat ini kita sering dikejutkan dengan kejadian – kejadian aneh dan juga sering dikait – kaitkan dengan UFo atau alien. Seperti yang satu ini suatu kejadian yang berada di area persawahan yang membuat heboh warga sleman dan tentu saja kita – kita, yaitu crop circle. Yang katanya buatan alien, tapi kalau menurutku sih bukan, setuju tidak? Kita pun sebenarnya bisa membuat meskipun dalam keadaan gelap gulita. Namanya juga crop circle yang berasal dari kata lingkaran. Lingkaran kalausudah diketahui porosnya, tentu dapat membuat berbagai macam bentuk unik didalamnya. Tapi yang jadi masalah adalah sawah siapa yang ikhlas buwat di injek – injek kaya gitu,,,,. Selain itu kalau benar alien, pasti disekitar sawah tersebut terdapat suatu radiasi (mungkin, cm mengira2) akibat dari pesawat mereka. Sudah tentu, pesawat alien kemungkinan besar terbuat dari bahan yang berbeda kalau terkena partikel dibumi otomatis akan terjadi tumbukan – tumbukan partikel yang entah bagaimana, ya karena partikel bumi berbeda dan akan bereaksi mungkin dengan pesawat tersebut. Entahlah, Cuma analisa saja, kata pak bi membuat outline. Percaya ngga sih alien itu ada? Kalo percaya berarti yang merasa seniman yang berkemampuan tinggi (cerdas) diharapkan berhati – hati, terus buat yang cerdas ga usah kawatir. Pa lagi yang tidak cerdas. Kenapa begitu? Alasannya alien lebih cerdas dibanding kalian, ngapain mereka meneliti orang yang tidak cerdas. Buktine apa ko mereka cerdas? (ni buat yang percaya alien saja) buktinya mereka mampu plesiran ke bumi. Coba bandingkan gayus, gayus plesirane ke luar negri saja. Terus Einstein mungkin (iki idolaku), yang menemukan teori relativitas. Ya Cuma sebatas menemukan bahwa kalau bisa bergerak diatas kecepatan cahaya maka bisa lebih muda dari yang seperti biasa. Tetapi einstein belum pernah bergerak secepat itu. Bagi yang merasa seorang seniman yang cerdas harus berhati – hati karena menurut mereka kecerdasan seni mungkin berbeda dengan kecerdasan science. (Wah kudu ngati – ati iki).
Apakah alien benar – benar ada? Kalau ada apakah mereka percaya terhadap dewa, tuhan layaknya manusia? (Eits… jangan beranjak dulu, q tidak akan mengajak kalian ke jalan yang sesat, hehe) apakah mereka menganut suatu aliran semacam agama? Kalau percaya alien, alien juga termasuk makhluk hidup. Buktine mereka jalan – jalan ke bumi, terus kalau fotonya ya kaya gitu. Terus alien juga masih dalam satu dunia dengan manusia yaitu di jagat raya ini, yang beda dunia saja percaya adanya tuhan. Apakah mereka percaya dengan hal – hal semacam itu. Atau mungkin karena saking cerdasnya mereka tidak percaya dengan hal – hal semacam itu. Seperti halnya manusia yang merasa cerdas dan melebihi manusia lain, mereka kadang juga tidak mempercayai hal demikian. Mereka mempertanyakan tentang apa itu tuhan, dimana tempatnya terus apa saja yang dilakukan disana. Karena katanya tidak ada bukti nyata tentang hal – hal tersebut. Yang mereka percayai hanyalah kematian saja, karena kalau mencari tentang kematian, setiap hari pasti ada. Jadi mereka hanya percaya terhadap apa yang dapat dirasakan dengan indra saja. Padahal di dunia ini tidak semuanya dapat dilogika, ada dan bahkan tidak Cuma “ada” melainkan banyak hal – hal yang tidak dapat dilogika. Seperti halnya urusan mati, mereka berpikir mati adalah suatu hal yang dapat dilogika, tetapi mati tersebut diatas logika, tidak dapat dilogika. Semua orang tahu bahwa hidup dan mati perbedaanya hanyalah terdapat nyawa dan tidak ada nyawa. Tapi sebenarnya apa sih nyawa itu? Itu merupakan pertanyaan yang hampir sama dengan tuhan itu apa sih? Apakah kalian mempercayai nyawa? Kembali lagi bermain dengan logika, seperti mempertanyakan hal tentang tuhan, dimana sih tuhan? Apakah seperti tadi di langit? Kalau di logika itu tidak bisa dijawab. Berarti sama saja mempertnyakan tentang manusia. Kalau bertanya dimanasih manusia? Jawab: di dunia, dibumi, di Indonesia, bisa terjawab. Hal demikian berarti menyamakan antara manusia dan tuhan. Padahal salah satu sifat tuhan atau Allah SWT menurutku adalah berbeda dengan makhluk. Kalau menyamakan dengan makhluk berarti bukan tuhan. Ini diluar logika. Kembali kepada hidup dan mati atau nyawa. Secara tidak langsung orang yang mempercayai kematian sebenarnya percaya terhadap Allah SWT. Kenapa? Karena kita tidak mampu menjelaskan secara logika atau ilmiah tentang nyawa. Tidak ada rumus kimia, matematika, fisika, seni rupa dan sebagainya untuk membuat nyawa, kalau ada rumuse aku minta, tak nyobo gawe nyowo. Kalau tadi mengibaratkan Allah SWT seperti manusia, manusiakan sedikit dapat dilogika. Sekarang saatnya membandingkan hidupnya manusia dengan mesin, adil tidak? Anggep we adil. Mesin, lebih khusus we, mesin mobil. Mobil waktu hidup pasti ada solar, bensin, tenaga surya atau bahan bakar lain. Mungkin itu yang membuat mobil dapat berjalan. Sedangkan manusia kalau hidup pasti ada nyawanya, kalau ga da nyawane iso urip, wis mbuh kuwi logikane piye. Mobil kehabisan bahan bakar saat itu juga ga iso urip alias mati, terus ditinggal beberapa hari di isi bahan bakar masih bisa jalan. Tapi kalau manusia sudah kehilangan nyawa, udah, ga bisa idup lagi. Bisa idup lagi, mungkin beberapa saat, terus ya mati lagi. Mau di hidupin lagi bareng kaya mobile tadi, apa bisa? Kalau pingin idup ya nunggu dibangunin di padang mahsyar sono.
Tapi, tapi, tu da yang hidup lagi kaya si mumun, yah kalo itu sih Cuma jin yang mirip, kalau si mumunnyA udah g tau dimana. Terus, percaya engga kalo ada hantu, jin dan sebagainya? Bisa dilogika? Ga tau. Dimana tempatnya? Engga tau juga di Di dunia lain mungkin. Takut ga sama mereka? Takut…. Kenapa untuk hal yang semacam ini bisa mudah percaya sedangkan keberadaan Allah SWT banyak yang tidak percaya? Padahal keberadaannya dan –Nya pun sama – sama tidak dapat diketahui tapi cara menyikapinya sangat berbeda. Keberadaan jin setan yang tidak dapat dilogika banyak yang percaya dan takut. Tapi keberadaan-Nya sama sekali tidak ditakuti.
Sekali lagi Apakah kalian percaya pada jin setan? Takutkah? Bagi kalian yang tidak percaya silahkan kalian mampir ditempat – tempat yang dipercayai ada. Kalau engga silahkan mampir di tempat biasa aku bernaung, lab kayu. Mungkin sebagian besar dari kalian tidak mungkin menyentuh lab tersebut sendirian seperti ku. (lha wedi og) it’s ok, memang rasa takut itu kadang dibutuhkan. Tapi ko karo sing ngecat lombok ra wedi y? nak sing ngecat lombok nang tower gedung E kae rawedi rapopo. Itulah pandangan manusia terhadap sesuatu, memang orang harus percaya terhadap apa yang telah banyak terbukti.
Kembali lagi memandang kelangit yang biru dan luas, bahwa keberadaan tuhan memang ada, jika memang mempertanyakan tentang hal tersebut seperti terbuat dari apakah tuhan? Apakah seperti saat ini yang ditemukan para ilmuwan – ilmuwan tentang partikel tuhan? Oh bukan, partikel tuhan merupakan suatu bagian yang lebih kecil daripada atom, ilmuwan2 percaya bahwa atom masih dapat di perkecil lagi. Terus apa? Karena manusia menyukai hal – hal yang dapat dilogika maka penjelasnnya pun juga bermain logika. Pak tukang dan kursi, pencipta dan yang diciptakan. Apakah antara pak tukang terbuat dari bahan yang sama? Dan tentu saja yang membuat kursi adalah pak tukang (manusia) tidak mungkin kursi membuat kursi, tapi kalau manusia membuat manusia bisa tidak? Hehe. Kemudian siapakah yang membuat manusia, hewan dan seluruh yang ada di jagat raya ini siapa yang membuat? Apakah kalian akan menjawab tuhan, Allah SWT? Mungkin iya. Terus kalau kalian di tanya terbuat dari apa? Jelas Tidak tau. Seperti halnya kursi tersebut, kalau kursi di tanya, pak tukang terbuat dari apa? Kalau kursi bisa menjawab mungkin sudah waktunya kiamat…… kiamat? berarti berbicara tentang waktu, lain kali saja dilanjutin, udah bnyak ni.
Teka teki tentang langit mengundang banyak kegelisahan dan pertanyaan bagi kita semua, tentang alien tadi , apakah mereka juga percaya terhadap seperti itu? Entahlah mungkin mereka tidak, kalau benar – benar ada mereka diciptakan munkin hanya sebatas seperti binatang dan lainnya, dan bukan sebagai kholifah. Percaya atau tidak itu urusan mereka, yang penting aku percaya, untuk hal semacam ini aku egois.
sore hari di ujung bulan januari